Free Orkut and My Space Salam Graphics Glitters
WELCOME TO PATMASARI

Senin, 27 Juli 2009

lampiran standar PLTD

PEMBAKUAN PLTD

BAGIAN EMPAT: KONTROL DAN PENGAMANAN

PLTD BESAR

Pasal Satu

Ruang Lingkup dan Tuiuan

l. Ruang Lingkup

Standar ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

(a) Kontrol atau pengawasan, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk mengawasi baik besaran-besaran mekanis maupun elektris peralatan satuan pembangkit diesel (SPD).

(b) Pengamanan, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk mengamankan sistemterhadap kemungkinan kerusakan sebagai akibat penyimpangan dari besaran-besaran ukur yang telah ditentukan.

2. Tujuan

Tujuan standar ini ialah untuk memberikan pegangan yang terarah dalam menetapkan spesifikasi dan penempatan kontrol dan pengamanan yang diperlukan bagi pengujian dan PengoPerasiannya.

Pasal Dua

Kontrol Mekanis dan Elektris

3. Kontrol Umum

3.1 Kontrol bagian mekanis sedikitnya terdiri dari pengendalian besaran-besaran: Suhu, tekanan, aliranr momen atau daya, putaran, iam operasi pengaturan batas beban (load limit) dan penyesuaian putaran (speed drop).

Dalam pengendalian besaran-besaran tersebut dilakukan pengukuran-pengukuran sebagai berikut:

3.1.1 Pengukuran tekanan dalam rangkaian yang menggunakan pompa, mernerlukan pengukuran tekanan di sisi isap (suction) dan sisi tekan (discharge).

Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja/ prestasi pompa dalam rangkaian tersebut.

3.1.2 Pengukuran tekanan dalam rangkaian yang menggunakan filter, memerlukan pengukuran tekanan di sist masuk dan sisi keiuar filter.

Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui tingkat kebersihan dan kemampuan filter tersebut.

3.1.3 Pengukuran suhu dalam rangkaian yang menggunakan perdinginl penukar panas (heat exchanger), diperlukan pengukuran suhu di sisi masuk dan sisi keluar penukar panas, baik untuk fluida panas maupun dingin.

Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahur tinqkat kebersihan dan kemampuan penukar panas tersebut.

3.1.4 Pengukuran aliran fluida dalam rangkaian. Dimaksudkan untuk mengetahui besar aliran fluida yang dibutuhkan.

3.1.5 Pengukuran momen atau daya dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan unit.

3.1.6 Pengukuran putaran dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kecepatan

3.1.7 Pengukuran penyesuaian putaran (speed drop) dimaksudkan untuk mengatur kemampuan mengembalikan putaran pada putaran nominalnya, serta pembagian beban pada rvaktu kerja paralel.

3.1.8 Pengukuran jam operasi mesin, dimaksudkan untuk mengetahui lamanya mesin beroperasi.

3.1.9 Pengaturan batas beban (load limit) dimaksudkan untuk membatasi gerak batang pembuka katup bahan bakar (rack).

3.2 Kontrol bagian elektris sedikitnya terdiri dari pengendalian besaran-besaran : arus, tegangan, daya, energi, cos Ø (faktor daya) dan frekuensi.

Dalam pengendalian besaran-besaran tersebut dilakukan pengukuran-pengukuran sebagai berikut:

3.2.1 Pengukuran arus, untuk mengukur arus keluar generator dan kemampuan unit.

3.2.2 Pengukuran tegangan, untuk mengetahui besarnya tegangan generator dan kemampuan unit.

3.2.3 Pengukuran daya, untuk mengetahui besarnya beban generator dan kemampuan unit.

3.2.4 Pengukuran energi, untuk mengetahui besarnya produksi energi unit selama waktu tertentu.

3.2.5 Pengukuran daya semu, untuk mengetahui titik kerja generator.

3.2.6 Pengukuran frekuensi, untuk mengetahui frekuensi generator.

4. Kontrol Bagian Mekanis

4.1 Suhu air pendingin masuk mesin berkisar antara 70oC sampai dengan 80oC, keluar mesin berkisar antara 75oC sampai dengan 85oC (berkaitan dengan Sub ayat 4.6).

4.2 Suhu air pendingin masuk pendingin antara (intercooler) berkisar antara 30oC sarnpai dengan 40oC, keluar pendingin antara (intercooler) berkisar antara 40oC sampai dengan 50oC (berkaitan dengan Sub ayat 4.l9).

4.3 Suhu air pendingin masuk pendingin injektor berkisar antara 60oC sampai dengan 70oC, keluar pendingin injektor berkisar antara 65oC sampai dengan 75oC.

4.4 Suhu air pendingin masuk radiator (bagian jacket water) berkisar antara 75oC sampai dengan 85oC, keluar radiator (bagian jacket water) berkisar antara 65oC sampai dengan 75oC (berkaitan dengan Sub ayat 4.1).

4.5 Suhu air pendingin masuk radiator (bagian pelumas) dan keluar radiator sesuai spesifikasi pabrik.

4.6 Suhu air pendingin masuk penukar panas minyak pelumas dan keluar penukar panas minyak pelumas sesuai spesifikasi pabrik.

4.7 Suhu air pendingin masuk dan keluar menara air (untuk SPD yang menggunakan sistem menara air pendingin) sesuai spesifikasi pabrik.

4.8 Tekanan air pendingin masuk mesin (jacket water) berkisar antara 3 kg- /cm2 sampai dengan 5 kg/cm2.

4.9 Tekanan air pendingin masuk pendingin antara (intercooler) berkisar antara 3 kg/cm2 sampai dengan 5 kg/cm2.

4.10 Tekanan air pendingin masuk pendingin injektor berkisar antara 3 kg/cm2 sampai dengan 5 kg/cm2.

4.ll Tekanan air pendingin masuk pompa-pompa sirkulasi bagian air mantet (jacket water) dan keluar pompa-pompa sirkulasi air mantel sesuai spesifikasi pabrik.

4.12 Tekanan air pendingin masuk dan keluar pompa-pompa sirkulasi di bagian pendingin udara dan di bagian penukar panas minyak pelumas sesuai spesifikasi pabrik.

4.l3 Suhu minyak pelumas masuk mesin berkisar antara 45oC sampai dengan 55oC, keluar mesin berkisar antara 60oC sampai dengan 70oC (berkaitan dengan Sub ayat 4.14). Kontrol suhu minyak pelumas dimaksudkan untuk menjaga kekentalan minyak pelumas tersebut.

4.I4 Suhu minyak pelumas masuk penukar panas pelumas berkisar antara 60oC sampai dengan 70oC, keluar penukar panas minyak pelumas berkisar antara 45oC sampai dengan 55oC (berkaitan dengan Sub ayat 4.13).

4.15 Suhu minyak pelumas masuk turbocharger berkisar antara 45oC sampai dengan 55oC, keluar turbocharger minyak pelumas lebih kecil dari 75oC.

4.16 Tekanan minyak pelumas masuk mesin berkisar antara 5 kg/cm2 sampai dengan 6 kg/cm2.

4.17 Tekanan minyak pelumas masuk tuas-katup (rocker-arm) berkisar antara 0,7 kg/cm2 sampai dengan 1,5 kg/cm2.

4.18 Tekanan minyak pelumas masuk turbocharger berkisar antara 1,5 kg/cm2 sampai dengan 2,5 kg/cm2. Putaran turbocharger maksimum l5000 rpm.

4.19 Suhu udara ruang bakar (yang keluar pendingin antara) berkisar antara 45oC sampai dengan 55oC (berkaitan dengan Sub ayat 4.2).

4.20 Suhu gas buang tiap silinder berkisar antara 400oC sampai dengan 500oC. Kontrol suhu gas buang dimaksudkan untuk mengetahui proses pembakar.

4.21 Suhu uap air keluar 'exhaust gas boiler' berkisar 170oC (berkaitan dengan Sub ayat 4.22). Kontrol suhu uap air ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi uap air yang akan digunakan untuk permanasan bahan bakar.

4.22 Tekanan uap air keluar 'exhaust gas boiler' berkisar (7 ± 0,5) kg/cm2. Kontrol tekanan uap air ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi air pemanasan.

4.23 Suhu bantalan utama (main bearing) berkisar antara 70oC sampai dengan 85oC. Kontrol suhu bantalan utama dimaksudkan untuk mengetahui toleransi kekentalan minyak pelumas di sekitar bantalan.

4.24 Tekanan bahan bakar masuk mesin setelah melalui pompa tekanan rendah berkisar antara 2 kg/cm2 sampai dengan 4 kg/cm2.

4.25 Tekanan pembakaran maksimum berkisar antara 1l0 kg/cm2 sampai dengan 130 kg/cm2. Kontrol tekanan ruang bakar dimaksudkan untuk mengetahui proses pembakaran.

4.26 Tekanan udara jalan (start) berkisar antara 16 kg/cm2 sampai dengan 30 kg/cm2. Kontrol tekanan udara start dimaksudkan untuk mengetahui kondisi tekanan yang dibutuhkan untuk jatan (start).

4.27 Putaran lebih ll0 % putaran nominal. Kontrol putaran lebih dimaksudkan untuk mencegah putaran yang berlebihan dan hal-hal yang lain akan mengakibatkan kerusakan unit.

4.28 Pengukuran suhu pada mesin dan peralatan bantu

Tempat-tempat pengukuran suhu yang dilakukan pada mesin dan peralatan bantu adalah sebagai berikut:

l. Masuk dan keluar mesin di bagian air pendrngin.

2. fulasuk dan keiuar pendingin antara (intercooler), dr baqran arr pendingin

3. Masuk dan keluar pendingin injektor bahan bakar, dibagian air pendingin.

4. Masuk dan keluar penukar panas rninyak pelumas, di bagian air pendingin.

5. Masuk dan keluar pendingin air mesin, di bagian air pendingin,(untuk SPD yang menggunakan sistem menara air pendingin).

6. Masuk dan keluar menara air pendingin (untuk SPD yang menggunakan sistem menara air pendingin).

7. Masuk dan keluar mesin, di bagian minyak pelumas.

8. Masuk dan keluar penukar panas minyak pelurnas, di bagian minyak pelumas (untuk SPD yang menggunakan sistem rnenara air pendingin).

9. Masuk dan keluar radiator bagian minyak pelumas (untuk SPD yang menggunakan sistem pendingin radiator).

l0. Masuk mesin, pada bagian bahan bakar.

11. Masuk dan keluar pendingin antara (intercooler), di bagian udara.

l2. Saluran utama gas buang dari setiap silinder.

13. Saluran gas buang setelah melalui turbocharger.

l4. Setiap bantalan utama (main bearing).

4.29 Pengukuran tekanan pada mesin dan peralatan bantu

Tempat-tempat pengukuran tekanan yang dilakukan pada mesin dan peralatan bantu adalah sebagai berikut:

l. Tekanan sebelum dan sesudah pornpa sirkulasi air pendingin di bagian air mantel.

2. Tekanan sebelum dan sesudah pompa sirkulasi air pendingin di bagian minyak pelumas (untuk SPD yang menggunakan sistem menara air pendingin).

3. Tekanan masuk mesin di bagian pelumas.

4. Tekanan sebelum dan sesudah pompa sirkulasi minyak pelumas.

5. Tekanan masuk mesin di bagian bahan bakar.

6. Tekanan masuk mesin di bagian saluran isap.

7. Tekanan masuk mesin di bagian udara jalan (start).

8. Tekanan di tangki angin untuk udara jalan (start).

9. Tekanan sebelum dan sesudah pompa sirkulasi air pendingin di bagian alat pendingin udara (untuk SPD yang menggunakan sistern pendingin radiator).

l0. Tekanan ruang bakar untuk setiap silinder.

4.30 Pengukuran dengan meter yang dipasang pada panel mesin dan peralatan bantu meliputi sedikitnya besaran-besaran:

l. Suhu udara masuk mesin.

2. Suhu gas buang keluar masing-masing silinder.

3. Suhu gas buang masuk pengisi turbo (turbocharger).

4. Suhu air pendingin masuk mesin.

5. Suhu air pendingin masuk dan keluar pendingin antara (intercooler).

6. Suhu bahan bakar masuk mesin.

7. Suhu minyak pelumas keluar mesin.

8. Tekanan air pendingin masuk pendingin antara (intercooler).

9. Tekanan air pendingin masuk mesin.

l0. Tekanan minyak pelumas masuk pengisi turbo (turbocharger).

11 Tekanan minyak pelumas masuk mesin.

5. Kontrol Bagian Elektris

5.1 Arus keluar generator berkisar antara nol ampere sampai dengan arus pada 110% beban nominal. Kegunaan kontrol arus adalah untuk menunjukkan besarnya pembebanan generator sehingga dapat dihindari pembebanan yang melebihi kemampuan unit.

5.2 Tegangan generator 6.300 V atau 11.000 V. Kontrol tegangan generator dilakukan secara otomatis oleh AVR (Automatic Voltage Regulator) dimaksudkan untuk mempertahankan tegangan generator tetap 6300 V atau 11.000 V.

5.3 Daya aktif yang dihasilkan generator berkisar antara nol kWh sampai dengan 1l0% daya nominal. Kontrol daya dimaksudkan untuk menunjukkan besarnya pembebanan generator sehingga dapat dihindari pembebanan yang melebihi kemampuan unit .

5.4 Pengukuran energi yang dibangkitkan selama kurun waktu tertentu berguna untuk mengetahui laju produksi energi sesuai dengan kebutuhan.

5.5 Kontrol frekuensi dimaksudkan untuk menjaga agar besarnya frekuensi generator tetap 50 Hz.

5.6 Daya reaktif yang terjadi berkisar antara nol kvar sampai dengan 110 % daya reaktif nominal. Kontrol daya reaktif dimaksudkan untuk menjaga agar daya reaktif masih dalam batas yang diijinkan. Kontrol daya reaktif juga berguna untuk menghitung faktor daya (cos Ø).

5.7 Kontrol arus searah penguat medan dimaksudkan untuk menjadi arus yang keluar dari penguat agar tidak melebihi kemampuan penguat.

5.8 Kontrol tegangan searah penguat medan dimaksudkan untuk mengatur tegangan generator atau daya reaktif generator.

5.9 Kontrol suhu bantalan dan kumparan generator dimaksudkan untuk menjaga agar suhu bantalan dan kumparan generator tidak melebihi suhu yang diijinkan.

5.10 Pengukuran dengan meter yang dipasang pada panel kontrol generator sedikitnya meliputi besaran_besaran:

l. Arus keluar generator (a.c. tiga buah).

2. Tegangan generator (a.c. kv meter satu buah dengan pengatur fasa).

3. Daya keluar (aktif) generator (satu buah).

4. Daya reaktif generator (satu buah).

5. Energi (satu buah).

6. Frekuensi (satu buah).

7. Arus penguat medan (d.c. satu buah).

8. Tegangan penguat medan (d.c. satu buah).

9. Suhu lilitan.

10. Suhu bantalan generator.

5.11 Pengukuran dengan meter yang dipasang pada panel kontrol peralatan bantu meliputi besaran-besaran:

l. Arus yang terpakai oleh peralatan bantu (a.c. ampere).

2. Tegangan (a.c. volt).

3. Energi yang terpakai oleh peralatan bantu (watt hour).

4. Jam operasi unit.

5.12 Pengukuran dengan meter yang dipasang pada panel pengisi batere (battery charger) meliputi besaran-besaran :

l. Tegangan (d.c. volt).

2. Arus pengisi (d.c. ampere).

5.13 Pengukuran dengan meter yang dipasang pada panel kontrol distribusi meliputi besaran-besaran:

l. Tegangan (a.c. volt).

2. Arus pengisi (a.c. ampere).

5.14 Pengukuran dengan meter yang dipasang pada panel kontrol kerja parallel (synchronizing panel) meliputi besaran-besaran:

l. Tegangan (a.c. ganda).

2. Frekuensi (ganda).

3. Instrumen kerja paralel (synchronizing instrument).

Pasal Tiga

Pengamanan Mekanis dan Elektris

6. Pengamanan Umum

6.1 Alat pengamanan mekanis dimaksudkan untuk menghindarkan kerusakan mesin yang diakibatkan karena besaran-besaran suhu dan putaran mesin yang melebihi harga yang diizinkan atau karena besaran-besaran tekanan yang berkurang dari batas yang diizinkan.

6.2 Alat pengaman elektris dimaksudkan untuk menghindari kerusakan Senerator dan transformator yang diakibatkan karena besaran-besaran arus dan tegangan yang melebihi harga yang diizinkan atau yang berkurang dari harga yang diizinkan.

7. Pengamanan Bagian Mekanis

7.1 Pengaturan besaran-besaran untuk pengamanan

Catatan: Nilai-nilai tercantum dalam tabel di atas adalah nilai-nilai yang luwes

tergantung kepada spesifikasi fabrikan.

7.2 Suhu air pendingin berkisar seperti di bawah ini:

7.3 Tekanan air pendingin berkisar seperti di bawah ini:

7.4 Suhu minyak pelurnas berkisar seperti di bawah ini:

7.5 Tekanan minyak pelumas berkisar seperti di bawah ini:

7.6 Suhu gas buang dan suhu bantalan utama berkisar seperti di bawah ini :

7.7 Tekanan bahan bakar, tekanan pembakaran dan tekanan udara jalan (start) berkisar seperti di bawah ini:

Catatan: Nilai tercantum dalam tabel di atas adalah nilai-nilai yang luwes tergantung kepada spesifikasi fabrikan.

0 komentar:

PATMASARI © 2008 Por *Templates para Você*