BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, secara tidak langsung membawa berbagai perubahan yang signifikan dalam segala aspek. Untuk mengimbangi perubahan tersebut perlu dilakukan peningkatan sumber daya manusia. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal dalam menguasai perkembangan IPTEK tersebut maka perlu suatu lembaga yang kompeten untuk mewujudkannya. Perguruan tinggi sebagai lembaga yang berkompeten dalam mencetak generasi baru dan handal perlu membuka wawasan dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak. Salah satu cara untuk mewujudkan peningkatan sumber daya manusia tersebut, maka kegiatan kerja praktik mutlak dilakukan.
Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu lembaga perguruan tinggi, berupaya mendukung pelaksanaan kerja praktik tersebut dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusianya sehingga mahasiswa yang telah menyelesaikan studi di FMIPA memiliki daya saing, etos kerja dan keterampilan yang tinggi sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Dengan kerja praktik pada perusahaan-perusahaan atau instansi tertentu diharapkan mahasiswa memiliki gambaran nyata tentang kondisi dunia kerja, sekaligus menambah pengalaman serta membuka cakrawala pandang yang lebih luas.
Di fakultas MIPA, khususnya Program Studi Fisika, banyak mata kuliah yang membahas masalah listrik. Listrikpun tak jauh dari kehidupan kita sehari-hari. Setiap hari, kita memerlukan energi listrik untuk penerangan dan untuk menghidupkan alat-alat elektronik. Karena hal inilah penulis mempunyai keinginan untuk mengetahui kerja pembangkitan listrik secara langsung. Dan instansi yang berhubungan dengan pembangkitan listrik dan pendistribusian secara langsung adalah PT.PLN (Perusahaan Listrik Negara) .
PT. PLN yang memiliki pengolahan serta pendistribussian khusuanya daerah Kalimantan Selatan, salah satunya ialah PT.PLN WKSKT Sektor Barito. PT.PLN WKSKT Sektor Barito merupakan unit perusahaan yang dipercaya masyarakat Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk mengolah dan mendistribusikan sumber energi listrik. Pembangkitan listrik di Sektor Barito berupa PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dan PLTD ( Pembangkit Listrik Tenaga Diesel).
PLTD bekerja menggunakan penggerak awal mesin diesel yang berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor, perputaran rotor itulah yang akan mengalirkan arus listrik. Agar mesin selalu dalam keadaan baik maka diperlukan suatu perawatan. Salah satu perawatan pada mesin-mesin diesel tersebut adalah dengan melakukan pengontrolan tekanan baik pada oli pelumasan mesin, air pada sistem pendinginan dan saluran pembuangan gas. Pengontrolan dilakukan dengan dua cara yaitu pengontrolan manual dan otomatis. Pengontrolan manual memerlukan seorang tenaga ahli yang selalu melakukan pengontrolan secara terus menerus sedangkan pengontrolan otomatis, pengontrolan cukup dilakukan oleh alat. Alat dapat digunakan untuk ketiga pengontrolan tersebut ialah Pressure Switch. Pada pengontrolan otomatis, tenaga ahli cukup cukup melakukan kalibrasi agar alat tetap bekerja sesuai dengan keluaran yang diinginkan.
Kalibrasi pada umumnya merupakan proses penyesuaian keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Kalibrasi suatu alat harus memiki acuan bagi perangkat yang dikalibrasi, acuan pengukuran tersebut berupa standar pengukuran dalam SI (Satuan Internasional). Maka untuk mengkalibrasi Pressure Switch diperlukan Pressure Test sebagai acuan dari kalibrasi sensor tekanan tersebut. Alat dikalibrasi yang pada penulisan laporan ini ialah Pressure Switch PL-650 sedang alat yang menjadi pembanding standar pengkalibrasian tekanan ialah Pressure Test DTG-2K.
Pressure Switch PL-650 akan bekerja jika mendapat tekanan berupa cairan atau gas, saat Pressure Switch mendapat tekanan maka terminal keluarannya akan berfungsi sebagai saklar. Pada pengkalibrasian Pressure Switch akan diberikan nilai set point yang disesuaikan dengan alat Pressure Test, yang telah dilengkapi dengan pernyataan Traceable Uncertainity untuk menentukan tingkat kepercayaan yang dievaluasi dengan seksama dengan analisa ketidakpastian pada tahun terbaru. Pengkalibrasian tersebut akan menghasilkan nilai Increase dan Decrease. Kalibrasi Increse bekerja jika tekanan naik sampai batas setting yang ditentukan. sedang Decrease bekerja jika tekanan pada pelumas turun sampai pada batas setting yang ditentukan saat kalibrasi. Apabila pada pengkalibrasian data telah dinyatakan valid (mendekati nilai yang diinginkan), maka Pressure Switch PL-650 dapat digunakan, dengan nilai setting Increase atau Decrease, untuk keluaran berupa alarm atau pematian mesin secara otomatis.
1.2 Tujuan
Secara umum tujuan dari kerja praktik ini ialah:
a. Untuk memperoleh gambaran nyata tentang implementasi dari ilmu yang diperoleh selama perkuliahan serta memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman yang akan membentuk pola pikir,
b. Untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik antara Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat dengan PT.PLN WKSKT Sektor Barito,
c. Mengenal salah satu teknik perwatan mesin pembangkit listrik yang dimiliki PT.PLN WKSKT Sektor Barito.
Sedang secara khusus tujuan dari kerja praktik ini adalah:
a. Mengetahui salah satu system perawatan di PLTD Wilayah Sektor Barito yaitu pengkalibrasian Pressure Switch PL-650,
b. Menyesuaikan nilai set poin pada Pressure Test DTG-2K dengan Pressure Switch PL-650,
c. Mengetahui kerja kalibrasi Increase dan kalibrasi Decrease
d. Menentukan nilai Increase dan Decrease pada Pressure Switch PL-650,
e. Menentukan persen keseksamaan hasil kalibrasi.
1.3 Manfaat
Manfaat kerja praktik baik bagi mahasiswa, Program Studi / FMIPA
Universitas Lambung Mangkurat, PT. PLN WKSKT Sektor Barito, dan bagi masyarakat ialah:
a. Wawasan mahasiswa tentang ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi bertambah khususnya dalam pengkalibrasian alat Pressure Switch PL-650.
b. Dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik antara Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat dengan PT.PLN WKSKT Sektor Barito.
c. Dengan melakukan kalibrasi alat Pressure Switch PL-650 diharapkan dapat mengurangi masalah pada mesin, sehingga mesin dapat beroperasi secara terus-menerus dan masyarakat dapat merasakan pelayanan listrik dengan baik.
BAB II
KEADAAN UMUM PT. PLN WKSKT
( Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah) SEKTOR BARITO
2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. PLN WKSKT Sektor Barito
PT. PLN WKSKT Sektor Barito berkedudukan di Jalan Pangeran Muhammad Noor No. 33 Banjarmasin, merupakan unit kerja dari PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan Tengah yang berkedudukan di Jalan Panglima Batur Utara No. 1 Banjarbaru. Unit PT. PLN ( Persero ) WKSKT Sektor Barito menjadi bagian unit kerja PT. PLN WKSKT berdasarkan SK No. 004/DIR/193 pada tahun 1973 tepatnya pada 30 April 1973 saat Proyek Pusat Listrik Tenaga Air Riam Kanan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Jendral TNI Soeharto, yang pada saat itu PLN berada diwilayah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
Kapasitas PLTA Riam Kanan berkapasitas tiga turbin @ 10 Mega watt = 30 Mega Watt penyaluran tenaga listriknya melalui transmisi 70 kV ke Gardu Induk Cempaka dan Banjarmasin. Kedudukan kantor induk berada di Aranio Riam Kanan. Seiring dengan pertambahan penduduk dan permintaan energi listrik maka pada tahun 1977 di bangun dua unit pembangkit tenaga diesel merk Fuji dengan kapasitas 3,2 Mega watt berlokasi dipinggiran Sungai Barito Desa Pasir Mas disebut PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Trisakti.
Pada tahun 1982 PLTD Trisakti dibangun lagi 2 unit pembangkit tenaga diesel merk Pielstick dengan kapasitas 2 x 5,4 Mega watt. Selanjutnya dengan semakin menjamurnya industri perkayuan maka permintaan energi listrik untuk keperluan pabrik sawmill dan plywood terus meningkat. Untuk memenuhi keperluan tersebut, maka PLN pada tahun 1986 merelokasi satu unit mesin pembangkit dengan tenaga gas dengan kapasitas terpasang 21 Mega watt dari Gresik Jawa Timur.
Dengan terus berkembangnya dunia industri dan adanya pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan, maka PLN juga mengembangkan penyaluran tenaga listrik masuk desa sehingga jaringan listrik pun meluas sampai ke tingkat kecamatan, untuk melayani kebutuhan tingginya permintaan energi listrik ini pada tahun 1987 PLN membangun lokasi PLTD SWD 16 TM dengan kapasitas @ 8,8 Mega Watt dan selanjutnya pada tahun 1990 dibangun dan dioperasikan kembali dua unit mesin merk Sulzer dengan kapasitas 6,4 Mega Watt. Atas dasar pertimbangan efektivitas, maka pada tanggal 30 Juli 1990 kantor induk PLN Sektor Barito dipindahkan dari Aranio ke Banjarmasin yang berlokasi di PLTD/G Trisakti dengan menggunakan kantor sementara gudang PLTG Trisakti. Seiring dengan berkembangnya struktur organisasi maka pada tahun 1993 dibangun kantor induk PLN Sektor Barito berlantai dua diareal PLTD/G Trisakti.
Pesatnya permintaan energi listrik maka pada tahun 1992 dioperasikan satu unit mesin pembangkit tenaga disel merk SWD 9 TM dengan daya terpasang 12,8 Mega Watt dan dilanjutkan pada tahun1993 dioperasikan kembali tiga unit mesin SWD 9 TM dengan daya @12,8 Mega Watt dengan jumlah daya terpasang 38,4 Mega Watt, sehingga jumlah daya terpasang di unit PLTD Trisakti menjadi 87 Mega Watt. Demikian pula dengan adanya perubahan kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu keandalan penyediaan energi listrik maka unit PLTD Benua Lima dan PLTD Kapuas yang berada dibawah operasional PLN Cabang Barabai dan cabang Kuala Kapuas.
2.2 Visi dan Misi
2.2.1 Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya denga bertumpu pada potensi insani.
2.2.2 Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait beroperasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
2.3 Kegiatan Unit PT. PLN (Persero) WKSKT Sektor Barito
Program yang dijalankan di PT. PLN Sektor Barito secara umum ialah melakukan pengoprasian mesin yang menghasilkan daya listrik yang optimum, mendistribusikannya kepada pelanggan selama 24 jam, dan melakukan perawatan mesin agar mesin dapat terus beroprasi. Sedang sasaran yang ingin dicapai ialah terlaksananya program yang telah direncanakan, sehingga listrik dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas. Visi, missi pun dapat tercapai.
Agar program yang direncanakan berjalan dengan baik, maka dilakukan
kegiatan-kegitan yang mendukung program tersebut. Kegiatan yang dilakukan diantaranya ialah membuat perkiraan beban jangka pendek (sampai dengan 168 jam), menyusun jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit dengan memperhatikan risk level yang diperbolehkan, membagi beban yang optimum antara sub sistem hidro dan sub sistem termis, menjadwalkan operasi unit termis, membagi beban yang ekonomis antara unit-unit termis, mengatasi gangguan yang terjadi dalam sistem, mengatur frekuensi dan tegangan dalam sistem.
Sedangkan kegitan yang dilakukan di PLTD sebagai salah satu unit kerja PT.PLN Sektor Barito, yaitu mengoparsikan mesin, mendistribusikan daya listrik, dan melakukan perawatan mesin. Masing-masing kegitan dilakukan oleh petugas yang bertanggung jawab atas bagian tersebut. Tugas pengoprasian mesin dilakukan oleh petugas bagian listrik, tugas pendistribusian daya listrik dilakukan oleh petugas bagian operator, dan tugas perawatan mesin oleh bagian mekanik.
Bagian listrik bertanggung jawab menjaga agar kualitas listrik yang dihasilkan tetap optimum, sehingga bagian listrik sering melakukan pemeriksaan kerja mesin dan melakukan perhitungan-perhitungan, diantaranya perhitungan faktor kecepatan putaran mesin diesel. Bagian operator bertanggung jawab mendistribusikan daya baik sebagai unit cadangan atau sebagai pemikul beban tetap, melakukan pemadaman listrik apabila daya listrik yang dihasilkan sedikit dan memberitahukan pada bagian teknik apabila ada gangguan mesin yang terlihat pada monitor kontrol. Sedangkan bagian teknik bertugas untuk membersihkan mesin-mesin peralatan instalasi tenaga listrik serta peralatan lain yang dipergunakan setiap hari, memberi dan mengganti minyak pelumas pada permukaan yang bersentuhan, memeriksa tangki-tangki saluran gas yang bertekanan, melakukan kalibrasi pada peralatan yang telah sampai pada waktunya untuk dikalibarasi dan memperbaiki mesin-mesin yang mengalami gangguan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
PLTD adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan tenaga diesel sebagai penggerak utama untuk menggerakan generator sehingga dalam generator dihasilkan listrik yang digunakan untuk menyuplai beban-beban. Komponen utamanyan PLTD adalah mesin diesel, generator dan sistem bahan bakar. Generator digunakan untuk membangkitkan energi listrik, prinsip kerja generator pada hukum faraday yang menyatakan bahwa apabila sebuah konduktor bergerak maka gerakan didalam suatu medan magnet apabila memotong garis medan magnet, akan timbul gaya gerak listrik pada konduktor tersebut.
Pada pembangkitan listrik yang besar dibutuhkan medan
magnet yang kuat sekali dan tentunya memerlukan magnet yang besar pula. Medan magnet ini dapat dibuat dengan medan magnet buatan dan magnet alami. Magnet buatan dibuat dengan melilitkan konduktor pada inti, dimana konduktor itu dialiri arus listrik DC sehingga inti tersebut menjadi magnet dan mempunyai medan magnet yang besarnya tergantung dari besarnya arus DC (eksitasi). Untuk menghasilkan pembangkitan listrik yang besar dari PLTD maka dibutuhkan suatu kerja pararel antara beberapa generator agar dapat meningkatkan besarnya daya listrik.
Adapun syarat-syarat yang diperlukan agar dapat mensinkronisasikan suatu generator adalah sebagai berikut:
a. Tegangan terminal dari masing-masing generator harus sama
b. Frekuensi dari tegangan AC yang dihasilkan harus sama.
c. Phasa dan urutan phasa dari masing-masing generator harus sama.
Jika syarat-syarat diatas dipenuhi maka kerja pararel dapat dilaksanakan.
Dengan demikian dalam system pembangkitan listrik khususnya
PLTD maka yang harus dijaga atau yang harus mendapatkan perawatan terpenting adalah mesin diesel dan generator. ( http://digilib.petra.ac.id, 2008 )
Kegiatan dari suatu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel adalah penyedia daya listrik yang dapat berfungsi:
a. Sebagai unit cadangan yang dijalankan pada saat unit pembangkit utama yang tidak dapat mencukupi kebutuhan daya listrik.
b. Sebagai unit yang menyuplai listrik selama 24 jam atau sebagai pemikul beban tetap.
c. Sebagai unit beban puncak. Bila PLTD dioperasikan pada beban puncak.
d. Sebagai unit cadangan yang dijalankan saat keadaan darurat yaitu saat terjadi pemadaman pada unit pembangkit utama.
Keuntungan yang didapat dari pembangkit tenaga diesel ialah infestasi modal yang relatif rendah, waktu pembangunan relatif singkat, disain dan instalasi sederhana, bahan bakar yang cukup murah, dapat dijalankan dan diberhentikan dengan cepat. (Bambang Prambodo, 1991)
3.2 Perawatan ( Maintenance)
Perawatan adalah hal yang sangat penting agar mesin selalu dalam keadaan yang baik dan siap pakai. Peralatan sitem pembangkit tenaga listrik dan mesin-mesin serta peralatan lain yang terdapat dalam suatu pabrik memerlukan perawatan secara teratur dan baik untuk mengurangi kerusakan pada mesin dan mendukung agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Tujuan dari maintenence adalah menjaga agar mesin dapat berjalan dengan baik dan lancar, memperpanjang umur mesin, dan menjaga agar kualitas yang dihasilkan tetap baik. Perawatan memberikan pemeriksaan yang teratur pada mesindalam jangka waktu tertentu selain diluar jadwal perawatan harian. Panjang dari jangka waktu yang ditentukan tergantung pada perencanaan mesin, tujuan pemakaiannya dan kondisi kerjanya.
Metode yang digunakan untuk maintenance terdiri dari dua macam yaitu:
a. Prefentif maintenance
Prefentif maintenance dilakukan dengan melakukan perawatan secara berkala tanpa menunggu mesin atau peralatan lain yang rusak terlebih dahulu, perawatan yang dilakukan antara lain.
1. Menjaga kebersihan mesin-mesin peralatan instalasi tenaga listrik serta peralatan lain yang dipergunakan setiap hari.
2. Memberi minyak pelumas pada permukaan yang bersentuhan dan bergesekan: misalnya roda gigi, rool dan sebagainya. Dan mengganti minyak pelumas mesin bagi mesin yang membutuhkan penggantian secara bersekala.
3. Memeriksa tangki-tangki dan saluran gas yang bertekanan untuk mencegah terjadinya kebocoran yang dapat menimbulkan kebakaran dan kerugian.
b. Refair maintenance
Refair maintenance dilakukan dengan jalan memperbaiki mesin dan peralatan
instalasi tenaga listrik serta peralatan lain rusak, perawatan yang dilakukan antara lain.
1. Mengganti suku cadang dengan persedian yang ada. Apabila tidaka ada maka akan dilakukan suku cadang tersebut.
2. Menggantikan sementara mesin atau peralatan lain yang rusak dengan peralatan cadangan. Sehingga mesin lain yang rusak dapat diperbaiki ditempat tersebut.
(http://digilib.petra.ac.id, 2008)
3.3 Kalibrasi
Kalibrasi merupakan seperangkat operasi dalam kondisi tertentu yang bertujuan untuk menentukan hubungan antara nilai-nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur atau sistem pengukuran atau nilai yang ditunjukkan material ukur dengan nilai measurand yang telah diketahui. Dengan kata lain, kalibrasi adalah suatu langkah pembanding antara keluaran suatu perangkat standar untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap perangkat pengukuran tersebut. Keluaran perangkat standar dianggap sebagai harga sebenarnya, sehingga alat satandar kalibrasi harus mempunyai karakteristik jauh lebih baik dari perngakat yang diuji. Dalam mengkalibrasi harus diperhatikan karakteristik statik instrumen pengukuran. Dimana karakteristik statik instrument pengukuran tersebut meliputi:
a. Keltelitian (akurasi), yaitu kedekatan harga penunjuk suatu alat ukur dengan harga sebenarnya (yang ditunjukkan oleh alat standar).
b. Presisi, yaitu derajat kedekatan data yang berada dalam suatu kelompok data pengukuran untuk input yang sama (pengukuran dilakukan berulang kali).
c. Bias, perbedaan antara harga rata-rata hasil pengukuran untuk input yang sama dengan harga benar.
d. Error , yaitu perbedaan antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya.
e. Sensitivitas, yaitu perbandingan output alat ukur dengan inputnya
f. Threshold, yaitu input terkecil yang dapat terdeksi oleh alat ukur.
g. Resolusi, yaitu perubahan input terkecil yang dapat dideteksi oleh alat ikur.
(Yul Yunazwin, 2005)
Prinsip dasar dari kalibrasi ialah obyek ukur, standar ukur, operator atau teknisi, dan lingkungan yg dikondisikan.
a. Obyek Ukur, merupakan sesuautu yang menjadi bahan yang akan diukur.
b. Standar Ukur, meliputi alat standar kalibrasi dan Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi).
c. Operator / Teknisi, biasanya dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat).
d. Lingkungan yg dikondisikan, meliputi suhu dan kelembaban selalu dikontrol kemudian Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan.
Hasil kalibrasi itu sendiri ialah nilai obyek ukur, nilai koreksi atau penyimpangan ,nilai ketidakpastian pengukuran dan sifat metrologi lain, misalnya faktor kalibrasi atau kurva kalibrasi. Untuk nilai ketidak pastiannya, meliputi :
a. Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran
b. Evaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur yaitu analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian yang ada.
Kalibrasi harus dilakukan secara periodic dan mempunyai selang waktu, untuk selang waktu kalibrasi biasanya dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, dan pemeliharaan. Yang bisa dinyatakan dalam beberapa cara :
a. Dengan waktu kalender (1 tahun sekali, dst)
b. Dengan waktu pemakaian (1.000 jam pakai, dst)
c. Kombinasi cara pertama dan kedua, tergantung mana yg lebih dulu tercapai.
Kalibrasi di Indonesia terdiri atas kalibrasi teknis dan kalibrasi legal.
a. Kalibrasi Teknis: Kalibrasi peralatan ukur yang tidak berhubungan langsung dengan dunia perdagangan dan selalu dilakukan oleh laboratorium kalibrasi terakreditasi KAN (diakui secara nasional).
b. Kalibrasi Legal: Kalibrasi peralatan ukur untuk keperluan perdagangan dan dilakukan oleh Direktorat Metrologi-Depdag.
(www.uptlin-kalibrasi.com, 2008)
3.4 Tekanan
3.4.1 Pengertiaan Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai
……………………………………….. ……………… (3.1)
keterangan : p = Tekanan (Pascal)
F = Gaya (Newton )
A = Luas penampang ( m2 )
Satuan tekanan yang paling umum adalah pounds perinci kuadrat (psi), satuan metrik yang paling populer dari pengukuran adalah kilopascal (kPa). Tekanan harus diukur sehubungan dengan tekanan referensi yang diberikan.
Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas. Bila cairan itu diam dalam medan gravitasi yang sama, maka tekanan dalam titik tertentu adalah
, ..................................................................... (3.2)
Dimana ρ adalah "densitas" dari cairan (dianggap tetap) dan h adalah kedalaman titik tersebut di bawah permukaan. Catatan, formula ini menganggap tekanan pada permukaan adalah nol, relatif terhadap ketinggian permukaan, satuan SI : Pascal: N/m²=kg/ms² . (www.wikipedia.org/wiki/Tekanan, 2008)
Hukum Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan pada zat cair dalam suatu ruang (wadah) tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar (sama kuat)”. Manfaat dan penerapan prinsip hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan alat-alat teknologi yang memanfaatkan prinsip hukum Pascal. Salah satunya adalah dongkrak hidrolik.
Gambar 3.1 Model sederhana dongkrak hidrolik
Tekanan yang dikerjakan pada pengisap yang penampangnya kecil diteruskan oleh minyak (zat cair) melalui pipa menuju ke pengisap yang penampangnya lebih besar (pengisap beban) sehingga menghasilkan gaya angkat (gaya yang arahnya ke atas) yang besar. Jika pada pengisap kecil dengan luas penampang A1 diberikan atau dikerjakan gaya F1, maka tekanan yang dikerjakan sebesar , dan tekanan ini diteruskan melalui minyak (zat cair) ke pengisap besar dengan luas penampang A2, maka sesuai dengan hukum Pascal:
...............................................................(3.3)
Keterangan:
F2 adalah gaya yang dihasilkan pada piston besar, satuannya adalah newton (N)
F1 adalah gaya yang diberikan pada piston kecil, satuannya adalah newton (N)
A1 adalah luas penampang piston besar, satuannya meter per segi (m2)
A2 adalah luas penampang piston kecil, satuannya meter per segi (m2)
Dongkrak hidrolik memberikan keuntungan yaitu dengan memberikan gaya kecil
pada pengisap kecil dapat dihasilkan gayayang lebih besar pada pengisap besar, (www.elearning-jogja.org, 2008)
3.4.2 Kalibrasi Tekanan
Adapun jenis alat yang dapat dikalibrasi pada bidang kalibrasi tekanan adalah:
a. Dead Weight Tester (DWT-Pressure balance) : Interval kalibrasi maksimum
Stop Watches, clock dilakukan tiap satu tahun.
b. Pressure Test Gauge (untuk kalibrasi gauge): Interval kalibrasi maksimum Signal Generator dilakukan setiap satu tahun.
c. Electronical manometer ( Indicated pressure trenducer , pressure, transmitter, digital manometer): Interval kalibrasi maksimum elecromechanical manometer dilakukan setiap satu tahun.
d. Barometer: Interval kalibrasi maksimum barometer dilakukan setiap satu tahun.
(www. Bsn.or.id.com, 2008)
a. Decrease (DE)
Decrease dapat diartikan secara bebas adalah turun, maksudnya kontak akan bekerja (lepas) jika tekanan turun pada batas setting yang ditententukan. Misal setting yang diinginkan 4,3 bar maka langkah-langkah yang dilakukan:
1. Beri tekanan pada sensor, atur tekanan diatas 4,3 bar (misalnya 6,0 bar), sehingga kontak bekerja (masuk).
2. Turunkan tekanan perlahan-lahan hingga kontak kembali lepas.
3. Jika kontak lepas pada tekanan diatas 4,3 bar, putar baut pengatur agar tekanan pegas sedikit berkurang, dan jika kontak lepas pada tekanan dibawah 4,3 bar, putar sebaliknya agar tekanan pada pegas bertambah.
b. Increase (IN)
Increase dapat diartikan secara bebas “naik” yakni kebalikan dari decrese (DE), maksudnya kontak akan bekerja naiksampai pada batas setting yang ditentukan. Cara kalibrasi untuk Increase adalah kebalikan dari Decrease, yakni tekanan dinaikkan perlahan-lahan hingga pada tekanan tertentu kontak bekerrja masuk, putar baut untuk mendapatkan tekanan yang diinginkan sesuai setting atau sama dengan pengaturan pada Decrease. ( Santoso Suprapto, 2003)
3.4.3 Sensor Tekanan
Sensor tekanan adalah alat yang maerubah energi tekanan menjadi energi listrik ( mA, kontak, dll) untuk dapat disalurkan ketempat lain (ruang control) dengan kawat penghantar.
a. Pressure tranduser
Energi tekanan dirubah menjadi energi tekanan listrik berupa arus listrik. Prinsif kerja pressure tranduser ialah jika sensor mendapat tekanan (udara, air, bahan bakar, oli, dll.) maka terminal keluarannya akan berfungsi sebagai regulator arus listrik, sehingga jika dihubungkan seri dengan sumber tegangan DC maka arus yang mengalir pada kawat penghantar akan berbanding lurus dengan tekanan yang diberikan pada sensor. Semakin tinggi tekanannya makin tinggi arus yang mengalir.
Gambar 3.2 Prinsip Kerja Pressure Tranduser
Keterangan:
P = sumber tekanan (udara, air, bahan bakar, oli, dll)
b. Pressure Switch
Energi tekanan dirubah menjadi energi listrik (kontak saklar). Prinsif kerja pressure switch jika sensor mendapat tekanan (udara, air, bahan bakar, oli, dll.) maka terminal keluarannya akan berfungsi sebagai saklar. NO-COMMON terhubung jika sensor tidak diberi tekanan.
Gambar 3.3 Prinsip kerja Pressure Switch
Keterangan:
P = sumber tekanan (udara, air, bahan bakar, oli, dll.)
( Santoso Suprapto, 2003)
Kontrol tekanan kemungkinan adalah kontrol untuk mempertahankan tekanan gas, cairan atau benda pada nilai yang ditentukan kemukinan yang kedua ialah sebagai pembatas untuk merasakan tekanan apakah sudah sampai pada suatu batas yang sudah ditentukan sebelumnya atau pindah dari suatu rentang yang aman.
Aplikasi tranduser tekanan sering digunakan pada pengasut solid-state untuk mengontrol motor rotor-lilit ac. Tidak seperti saklar tekanan ON-OF, tranduser tekanan menghasilkan output sinyal yang sebanding dengan tekanan . sinyal ini dibandingkan dengan titik penyetelan tekanan dan menentukan apakah motor dihubungkan ON atau OFF.
Gambar 3.4 kontrol tranduser tekanan dari motor
( Petruzella, 2001)
Kontrol analog industri dapat diklasifikasikan sesuai dengan aksi pengontrolnya yaitu kontrol dua posisi (on-off), kontrol proposional, kontrol integral, kontrol proposional ditambah integral, kontrol proposional deripatif dan kontrol proposional intergal deripatif. Sebagian besar kontrol di industri menggubakan listrik atau fluida-tekanan seperti minyak atau udara sebagai sumber daya. Kontroler otomatis juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis daya yang digunakan dalam operasi, seperti kontrol pneomatik, kontrol hidrolika, atau kontrol elektronik. Jenis apa yang harus digunakan diputuskan berdasarkan sifat plant dan kondisi kerja, mencakup beberapa pertimbangan seperti keamanan, biaya, ketersediaan, keandalan, ketelitian, berat dan ukuran. ( Katsuhitko Ogata, 2005 )
3.5 Pressure Switch PL-650
Kontrol tekanan PL-650 adalah alat yang paling cocok untuk mengontrol tekanan pada daerah yang berdebu. Pressure Switch memiliki dua buah seri yaitu seri PL-650 dan PL-550. Perbedaan antara keduanya ialah pada rentang saklarnya. Pressure Switch PL-650 sering digunakan pada dunia industri khusnya untuk mesin kapal. Kontrol tekanan ini sangat ideal dengan sensitifitas yang tinggi dan jaminan produk yang panjang.
Gambar
Gambar 3.6 Skematik Pressure Switch Tipe PL-650
Keterangan:
1- Baut pengatur skala bar 12. Diferensial (on-off lebar) tebal b
2- Regulasi tekanan 13. Mount mengurung
3- Indikator 14. Kawat throgh paking
4- Skala 15. Shitch actuating pengungkit tutup
5- Jarum penujuk sakala 16. Actuating pengungkit tutupnya
6- Pengrespon. Menggunakan assembly 17. Penutup
7- Pipa scerew untuk sambungan pipa pressure test
8- Perbedaan swith push menyesuaikan baut
9- Jenis 1a + 1b berbentuk switch
10- Switch body (kotak)
11- Diferensial (on-off lebar) spring
Tipe PL-650 akan aktif dengan nomor saklar (1-2, 3-4) seperti yang ditampilkan pada gambar 07 dan kontak yang terdiri dari 1a dan 1b. Teminal nomor 3-4 umumnya tertutup, tetapi tekanan resisnya terbuka. Ketika motor dan yang lainnya memuat kapasitas yang besar, maka magnet dan relay konduksi akan digunakan. Jenis PL-juga dapat diaktifkan dengan nomor saklar (1-2-3) yang ditampilkan pada gambar 8b dan kontak dengan set 1bdan 2b. Dimana terminal 1-3 dan 4-6 yang dalam keadaan ON dan OFF pada 1-2 4-6.
(a) (b)
Gambar 3.7 Pengaktifan saklar
( www.diytrade.com, 2008)
3.6 Pressure Test DTG-2K
Pressure Test DTG-2K (Digital Tes Gauge) merupakaan alat pengukur yang akurat dan cocok untuk pengganti uji standar analog gauges. Gauges test ini dapat menampilkan berbagai tekanan atau dapat dikatakan tersedia dalam lima standar, adapun unit standar tersebut ialah bar, mbar, kg/cm2, psi, MPa. Instrumen DTG-2K tes pengukur digital yang ideal, cocok sebagai master uji pengukur untuk operasi pneumatic atau hidrolik.Tekanan Pompa, kalibrasi juga lebih sederhana dan efisien.
Transducer tekanan lebih sering digunakan karena stabilitas, akurasi tinggi, dan kehandalan. Sehingga karena tingkat stabilitas, keakurasian dan kehandalan yang tinggi, maka cocok sekali untuk kedua aplikasi statis dan dinamis. Keakurasian yang tinggi tersebut mampu menangkap tekanan pulsa dengan waktu hanya dalam microseconds. ( www.ttiglobal.com, 2008 )
Gambar 3.8 Pressure Test DTG-2K
Gambar 3.9 satu set Pressure Test DTG-2K
Fiture-fiture pada DTG-2K
a. Keakuratan 0.2% FS
b. Tersedia 5 jenis berkisar antara -1 ... 1000 bar, -14,5 ... 10.000 psi
c. dipilih 6 unit tekanan
d. Semua terbuat dari stainless steel (316) lasan tekanan rongga basah untuk gresif dan media
e. Resolusi: 4 ½ digit
f. pengganti baterai praktis
g. Fasilitas puncak terus
h. Fasilitas membaca Max. & Min.
i. Auto menonaktifkan setelah 15 menit atau terus menggunakan pilihan.
j. Pengesahan 76mm / 3 inci diameter wajah
k. Mudah untuk membaca layar LCD
l. pengganti tes analog gauges yang ideal
Spesifikasi DTG-2K
Table 3.1 Spesifikasi DTG-2K
Keakuratan : 0,2% F.S. standar (<1% overrange di FS)
Nilai Puncak : 5000 kali hitungan per detik
Tampilan Update : Dua kali per detik
Baterai : 3V jenis CR 2430
Masa pakai baterai : 1400 jam terus operasi di Mano-Mode 180 jam terus operasi di Puncak-Mode
Temperatur operasi : 0 sampai 50 ° C
Temperatur penyimpanan : -30 Hingga 80 ° C
Rentang kompensasi Temp : 0 sampai 50 ° C
Dimensi : DIA 76 x 118 x 42 mm
Berat : ~ 210 g
Switch Off : Dengan tombol otomatis atau menonaktifkan setelah 15 menit.
Susunan kode DTG-2K:
DTG-2K-3 Digital tes pengukur -1 ... G 3 bar, -14,5 ... 45 psi
DTG-2K-30 Digital Ujian pengukur -1 ... G bar 30, 450 psi -14,5 ...
DTG-2K-300 Digital tes pengukur 0 ... G 300 bar, 0 ... 4500 psi
DTG-2K-700 Digital tes pengukur 0 ... G 700 bar, 0 ... 10.000 psi
DTG-2K-1000 Digital tes pengukur 0 ... 1000 bar G
Tekanan port : BSP ¼ ¼ NPT
Perlindungan : IP65
DTG-2K-3-P * Lengkapi pneumatic Kit
DTG-2K-30-P * Lengkapi pneumatic Kit
DTG-2K-300-H * Lengkapi hidrolik Kit
DTG-2K-700-H * Lengkapi hidrolik Kit
DTG-2K-1000-H * Lengkapi hidrolik Kit
( http://moyerinstruments.com, 2008 )
BAB IV
METODE KERJA PRAKTIK
4.1 Waktu dan Tempat
Kerja praktik dilaksanakan selama dua bulan. Untuk kerja praktik secara langsung, dilaksanakan pada tanggal 30 juni sampai 26 juli 2008, yang bertempat di PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Sektor Barito. Satu bulan lagi dilakuakan konsultasi dengan dosen pembimbing internal di Fakultas MIPA Banjarbaru.
Alamat lengkap serta nama tempat Kerja Praktik adalah:
Nama : PT. PLN (persero) WKSKT Sektor Barito
Alamat : Jalan Ir. Pangeran Muhammad Noor No. 33
Telpon : (0511) 52485, 54995, 66683
Facsimile : (0511) 66684
Kecamatan : Banjar Barat
Kabupaten : Banjar
Kotamadya : Banjarmasin
Alamat lengkap serta nama fakultas tempat konsultasi:
Nama Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lambung Mangkurat.
Alamat : Jalan Jendral A.Yani, Km.35,8 Banjarbaru
Telp./Facsimile : (0511)4773868
4.2 Bentuk Kerja Praktik
Bentuk kerja praktik dari tanggal 30 Juni hingga 26 juli ialah magang. Selain itu juga dilakukan konsultasi dengan pembimbing ekternal dan mencari literatur mengenai konsep yang berhubungan dengan penjelasan dari bimbingan tersebut. Kemudian kerja praktik dilanjutkan lagi dengan bentuk kegiatan mandiri lainnya, yaitu dengan melakukan konsultasi dengan pembimbing internal, selama satu bulan berikutnya.
Bentuk kegiatan magang, dilakukan dengan membantu kegiatan harian di PLTD, khususnya di bagian mekanik dan listrik. Dibagian mekanik sering dilakukan kegiatan perawatan dan perbaikan mesin. Selama kerja praktik, perawatan dan perbaikan yang pernah dilakukan diantaranya membersihkan dan merakit motor diesel, memasang Cooling motor, mengganti filter-filter pada mesin, melakukan pengecekan pada relay, memperbaiki relay dan mengatur timer relay sebelum dipasang kembali. Dibagian listrik, kegiatan yang dilakukan ialah membantu memperbaiki AVR dirungan pengontrolan.
Kegiatan-kegitan tersebut, dilakukan apabila telah mendapat kepercaaan dari petugas yang bersangkutan. Sehingga pertugas tidak merasa terganggu atas bentuan mahasiswa yang magang, bahkan dapat merasa terbantu. Antara mahasiswa magang dengan staf-staf terkaitpun dapat terjalin suatu kerjasama yang baik.
4.3 Prosedur Kerja
Langkah pertama yang dikakukan untuk pengambilan data ialah mempersiapkan peralan yang berhubungan dengan pengkalibrasian Pressure Switch, yaitu Pressure Switch tipe PL-650 sebagai alat yang akan di dikalibrasi, Pressure Tes DTG-2K sebagai alat pembanding yang telah terkalibrasi secara Internasinal dan memiliki sertifikasi, kunci inggris untuk memutar baut pada Pressure Switch PL-650 agar sesuai dengan angka yang kita inginkan (setting poin), dan multimeter analog untuk membuktikan Pressure Test DTG-2K dalam keadaan low atau high. Setelah persiapan alat telah lengkap, maka dilakukan perangkaian alat, yaitu menyatukan Pressure Switch PL-650 dengan Pressure Test DTG-2K menggunakan sebuah baut.
Langkah berikutnya ialah menentukan nilai setting poin. Nilai setting poin yang diberikan harus diatas tiga bar. Pada pengambilan data ini, nilai set poin yang digunakan ialah lima bar. Penyetingan dilakukan dengan memutar tombol penyeting pada peressure switch PL-650 menggunakan kunci inggris, sampai menunjukkan angka lima. Kemudian menghubungkan multimeter pada Pressure Switch untuk menandakan bahwa Pressure Switch dalam keadaan low atau high, dan mencatat angka setting pertama sebagai setting poin awal.
Kalibrasi dilakukan dengan memompa Pressure Test DTG-2K hingga multimeter telah menunjukkan nilai setting poin (high), yaitu lima bar artinya kontak telah terhubung dan Pressure Switch PL-650 dalam keadaan NO (Normaly Open ). Kemudian mencatat nilai pada Perssure Switch PL-650 sebagai nilai kalibrasi pada keadaan Increase. Langkah berikutnya menurunkan tekanan pada Pressure Test DTG-2K secara perlahan dengan cara memutar baut, hingga kontak kembali lepas. Apabila kontak telah lepas (Normally Cloose) maka akan terdengar sebuah bunyi, dan pada multimeter menunjukkan nilai low. Kemudian mencatat nilai kontak yang telah lepas tersebut pada Pressure Switch PL-650 sebagai nilai Decrease. Langkah ini, dilakukan secara berulang sebanyak lima kali. Kemudian langkah berikutnya melakukan hal yang sama (langkah menentukan setting poin dan pengkalibrasian) secara berulang untuk setting poin lima bar, enam bar dan tujuh bar, masing-masing sebanyak lima kali.
BAB V
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
5.1 Evaluasi Pelaksanaan Kerja Praktik
Dengan melakukan kalibrasi maka dapat disesuaikan nilai setting poin untuk lima bar, enam bar dan tujuh bar pada Pressure Switch PL-650 menggunkan pembanding Pressure Tes DTG-2K. Pada pengkalibrasian didapatkan nilai Icrease (set) pada saat dilakukan pemompaan untuk menaikkan tekanan dan Decrease (reset) saat tekanan dibuka untuk menurunkan tekanan.
5.2 Hasil Pengamatan dan Pembahasan
5.2.1 Data hasil pengamatan
Tabel 5.1 Data hasil pengamatan
No | Pressure Test DTG-2K (kg/ms²) | Pressure Switch PL-650 (kg/ms²) | |
Set Poin | Increase (set) | Decrease (reset) | |
1 2 3 4 5 | 5 5 5 5 5 | 4,90 4,89 4,99 4,78 4,88 | 2,50 2,14 2,16 2,32 2,16 |
6 7 8 9 10 | 6 6 6 6 6 | 5,99 6,06 5,86 6,01 5,91 | 3,66 3,61 3,68 3,69 3,65 |
11 12 13 14 15 | 7 7 7 7 7 | 6,88 6,90 6,87 6,96 6,98 | 4,54 4,46 4,46 4,55 4,60 |
5.2.2 Data Hasil Perhitungan
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkalibrasian didapatkan tabel hasil perhitungan untuk menentukan persen keseksamaan. Tabel hasil perhitungan kalibrasi Pressure Switch PL-650 dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 5.2 Hasil perhitungan Increse pada nilai set poin 5 bar
No | Increase kg/ms² | Deviasi | Deviasi Kuadarat | Standart Deviasi | Nilai Sebenarnya | Kesek- samaan % |
(IN) | IN- | (IN- | | |||
1 2 3 4 5 | 4,90 4,89 4,99 4,78 4,88 | 0,012 0,002 0,102 -0,108 -0,008 | 0,000144 0,000004 0,010404 0,011664 0,00064 | 0,002683 0,000447 0,022808 0,02415 0,001789 | 4,90 + 0,002683 4,89+ 0,000447 4,99 + 0,022808 4,78 + 0,02415 4,88 + 0,001789 | 99,99945 99,99991 99,99543 99,99495 99,99963 |
| 23.63 | 0 | 0,02228 | 0,051877 | 23.63 + 0,051877 | 499,9894 |
| 4,88 | 0 | 0,004456 | 0,010375 | 4,88 + 0,010375 | 99,99787 |
Tabel 5.3 Hasil perhitungan Increse pada set poin 6 bar
No | Increse kg/ms² | Deviasi | Deviasi Kuadarat | Standart Deviasi | Nilai Sebenarnya | Kesek- samaan % | ||||||||||||||
(IN) | IN- | (IN- | | |||||||||||||||||
1 2 3 4 5 | 5,99 6,06 5,86 6,01 5,91 | 0,024 0,094 -0,106 0.044 -0,056 |
|
| 5,99 + 0,005367 6,06 + 0,021019 5,86 + 0,023702 6,01 + 0,009839 5,91 + 0,012522 |
| ||||||||||||||
| 29,83 | 0 | 0,02572 | 0,072449 | 29,83 + 0,072449 | 499,9878 | ||||||||||||||
| 5,96 | 0 | 0,005144 | 0,01449 | 5,96 + 0,01449 | 99,99757 |
Tabel 5.4 Hasil perhitungan Increse pada poin 7 bar
No | Increase kg/ms² | Deviasi | Deviasi Kuadarat | Standart Deviasi | Nilai Sebenarnya | Kesek- samaan % | ||||||||||||||||||||
(IN) | IN- | (IN- | | |||||||||||||||||||||||
1 2 3 4 5 | 6,88 6,90 6,87 6,96 6,98 |
|
|
| 6,88 + 0,008497 6,90 + 0,004025 6,78 + 0,010733 6,96 + 0,009391 6,98 + 0,013864 |
| ||||||||||||||||||||
| 34,59 | 0 | 0,00968 | 0,04651 | 34,59 + 0,04651 | 499,9933 | ||||||||||||||||||||
| 6,91 | 0 | 0,001936 | 0,009302 | 6,91 + 0,009302 | 99,99866 |
Tabel 5.5 Hasil perhitungan Decrease pada poin 5 bar
No | Decrease kg/ms² | Deviasi | Deviasi Kuadarat | Standart Deviasi | Nilai Sebenarnya | Kesek- samaan % |
(DE) | DE - | (DE - | | |||
1 2 3 4 5 | 2,50 2,14 2,16 2,32 2,16 | 0,244 -0,116 -0,096 0,064 -0,096 | 0,059536 0,013456 0,009216 0,004096 0,009216 | 0,05456 0,025938 0,021466 0,014311 0,021466 | 2,50 + 0,05456 2,14 + 0,025938 2,16 + 0,021466 2,32 + 0,014311 2,16 + 0,021466 | 99,97818 99,98788 99,99006 99,99383 99,99006 |
| 11,28 | 0 | 0,09552 | 0,137742 | 11,28 + 0,137742 | 499,940 |
| 2,26 | 0 | 0,019104 | 0,027548 | 2,26 + 0,027548 | 99,988 |
Tabel 5.6 Hasil perhitungan Decrease pada set poin 6 bar
No | Decrease kg/ms² | Deviasi | Deviasi Kuadarat | Standart Deviasi | Nilai Sebenarnya | Kesek- samaan % | |||||||||||||||
(DE) | DE- | (DE - | | ||||||||||||||||||
1 2 3 4 5 | 3,66 3,61 3,68 3,69 3,65 |
| 0,000004 0,002304 0,000484 0,001024 0,000064 |
| 3,66 + 0,000447214 3,61 + 0,010733126 3,68 + 0,00491935 3,69 + 0,007155418 3,658+ 0,001788854 |
| |||||||||||||||
| 18,29 | 0 | 0,00388 |
| 18,29 + 0,006846 |
| |||||||||||||||
| 3,65 | 0 | 0,000776 | 0,001369 | 3,65 + 0,001369 | 99,99863 |
Tabel 5.7 Hasil perhitungan Decrease pada set poin 7 bar
No | Decrease kg/ms² | Deviasi | Deviasi Kuadarat | Standart Deviasi | Nilai Sebenarnya | Kesek- samaan % | ||||||||||||||||||||
(DE) | DE - | (DE - | | |||||||||||||||||||||||
1 2 3 4 5 | 4,54 4,46 4,46 4,55 4,60 |
|
|
| 4,54 + 0,004025 4,46 + 0,013864 4,46 + 0,01386444,55 +0,006261 4,60 + 0,017441 |
| ||||||||||||||||||||
|
| 0 | 0,01488 | 0,055454 | 4,522 + 0,055454 | 499,9877 | ||||||||||||||||||||
| 4,52 | 0 | 0,002976 | 0,011091 | 4,522 + 0,011091 | 99,99755 |
5.2.3 Grafik Hasil Kalibrasi
Gambar 5.1 Grafik hasil kalibrasi Increase pada setting poin 5 bar
Gambar 5.2 Grafik hasil kalibrasi Increase pada setting poin 6 bar
Gambar 5.3 Grafik hasil kalibrasi Increase pada setting poin 7 bar
Gambar 5.4 Grafik hasil kalibrasi Decrease pada setting poin 5 bar
Gambar 5.5 Grafik hasil kalibrasi Decrease pada setting poin 6 bar
Gambar 5.6 Grafik hasil kalibrasi Decrease pada setting poin 7 bar
Gambar 5.7 Grafik nilai rata-rata pada kalibrasi Increase dan kalibrasi Decrease
|

Gambar 5.8 GRAFIK PERSEN KESEKASAMAAN KALIBRASI INCREASE
Gambar 5.9 Grafik persen kesekasamaan kalibrasi Decrease
5.2.4 Pembahasan
Pengkalibrasian yang dilakukan penulis saat melakukan kerja praktik, diperoleh nilai Increase(set) dan nilai Decrease (reset). Pada kalibrasi Increase, untuk setting poin lima bar, pada gambar (5.1) terlihat bahwa nilai kalibrasi berkisar antara 4,70 bar sampai 4,99 bar, pada lima buah data diperoleh rata-rata 4,888 bar. Untuk setting poin enam bar, pada gambar (5.2) terlihat bahwa nilai kalibrasi berkisar antara 5,86 bar sampai 6,06 bar, pada lima buah data diperoleh rata-rata 5,966 bar. Untuk setting poin tujuh bar, pada gambar (5.3) terlihat bahwa nilai kalibrasi berkisar antara 6,07 bar sampai 6,98 bar, pada lima buah data diperoleh nilai rata-rata 6,918 bar. Pada kalibrasi Increse, terlihat bahwa selisih antara nilai hasil kalibrasi dengan setting poinnya masing-masing sangat kecil, karena pengkalibrasian Increase memeng ditujukan untuk menyamakan nilai antara alat yang akan dikalibrasi (Pressure Switch) dengan standar pembandingnya (Pressure Test).
Pada pengkalibrasian Decrease, untuk setting poin lima bar, pada gambar (5.4) terlihat bahwa nilai kalibrasi berkisar antara 2,14 bar sampai 2,5 bar, pada lima buah data diperoleh rata-rata 2,256 bar. Untuk setting poin enam bar, pada gambar (5.5) terlihat bahwa nilai kalibrasi berkisar antara 3,61 bar sampai 3,69 bar, pada lima buah data diperoleh rata-rata 3,658 bar. Untuk setting poin tujuh bar, pada gambar (5.6) terlihat bahwa nilai kalibrasi berkisar antara 4,46 bar sampai 4,60 bar, pada lima buah data diperoleh nilai rata-rata 4,522 bar. Data hasil kalibrasi pada Decrease terlihat jauh berbeda dari nilai setting poinnya, hal ini terlihat pada gambar (5.7), sehingga tujuan dari pengkalibrasian Decrease, bukan untuk menyamakan nilai setting poin, tetapi menurunkan tekanan dari hasil kalibrasi Increase sampai saklar kembali lepas. Karena nilai pada kalibrasi Increase mempuyai selisih yang kecil, maka data hasil kalibrasi Decrease dapat dikatakan valid untuk sementara. Agar dapat menyatakan bahwa data yang diperoleh benar-benar valid, maka dilakukan perhitungan (pengujian) persen keseksamaannya.
Pada hasil perhitungan, diperoleh nilai keseksamaan kalibrasi Increase dan Decrease. Keseksamaan untuk kalibrasi Increase dapat dilihat pada gambar (5.8), dimana nilai peresen keseksamaan terbesar pada nilai setting poin tujuh bar, yaitu sebesar 99,9986 %, sedangkan persen keseksamaan terkecilnya pada setting poin lima bar, yaitu sebesar 99,9975%. Pada gambar (5.8), memang terlihat antara besar setting poin yang ditentukan berbanding lurus dengan persen keseksamaannya, namun hal ini tidak dapat dihubungkan, karena tiap-tiap setting poin memiliki karakteristiknya masing-masing. Untuk keseksamaan pada kalibrasi Deccreas terlihat nilai keseksamaan terbesarnya pada setting poin enam bar, yaitu sebesar 99,9989%, sedangkan persen keseksamaan terkecilnya pada setting poin lima bar, yaitu sebesar 99,9976%. persen keseksamaan pada kalibrasi Increase dan Decrease tidak pada nilai setting poin yang sama, karena penurunan tekanan untuk tiap kalibrasi pada setting poin yang sama, rentang nilainya memang berbeda, sehingga pada setting poin hasil kalibrasi yang kecil saklar sudah dapat terlepas atau dalam posisi off.
Penentuan nilai setting poin untuk pengaplikasian Pressure Switch PL-650 pada pengontrolan mesin diesel, bukan berdasarkan besarnya persen keseksamaannya, tetapi berdaskan penyesuaian tingkat tekanan pada masing-masing fungsi pemeliharaan. Nilai setting poin yang efektif digunakan untuk pemeliharaan pada pendinginan mesin menggunakan air dan pengaturan gas buang, ialah nilai antara lima bar sampai tujuh bar pada kalibrasi Increse. Sedangkan untuk pemeliharaan pada pelumasan mesin, setting poin yang efektif digunakan ialah tiga sampai lima bar, pada kalibrasi Decrese. Jadi hasil pengkalibrasian tersebut dapat digunakan pada setting poin yang diinginkan, sesuai dengan jenis pemeliharaan yang digunakan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. PLTD Sektor Barito menggunkan Pressure Switch PL-650 untuk melakukan pengontrolan tekanan gas, air dan pelumasan oli, sebagai salah satu sistem perawatan mesin.
2. Pada kalibrasi Decrease, Pressure Switch PL-650 bekerja jika tekanan turun sampai pada batas setting yang ditentukan, sedang kalibrasi Increse bekerja jika tekanan naik.
3. Nilai antara Pressure SwitchPL-650 dengan Pressure Test DTG-2K setelah dinaikkan tekanannya mempunyai selisih yang kecil, yaitu 0,11 untuk setting poin 5 bar, 0,06 untuk 6 bar, dan 0,08 untuk 7 bar.
4. Pengkalibrasian Increase memperoleh nilai rata-rata, 4,88 kg/ms² pada setting setting poin 5 bar, 5,96 kg/ms² pada setting poin 6 bar, dan 6,91 kg/ms² pada setting poin 7 bar.
5. Pengkalibrasian Decrease memperoleh nilai rata-rata, 2,26 kg/ms² pada setting setting poin 5 bar, 3,65 kg/ms² pada setting poin 6 bar, dan 4,52 kg/m2 pada setting poin 7 bar.
6. Pada perhitungan diperoleh keseksamaan rata-rata 99,9 % untuk ketiga nilai setting poin yang berbeda. Sehingga data hasil kalibrasi dikatakan valid.
6.2 Saran
Sebaiknya pengkalibrasian Pressure Test DTG-2K dilakukan secara intensif, yaitu satu kali dalam setahun, agar nilainya lebih presisi dan peralatan lain, yang menggunakan pembanding Pressure Test dapat memiliki tingkat keakuratan yang baik dalam nilai kalibrasinya.
0 komentar:
Posting Komentar